Oktober 13, 2025

Berita

Tingkatkan Layanan Wisata, Tim PkM STPMD “APMD” dan UP45 Kerjasama dengan Pemdes Paseban Adakan Pengenalan Teknologi Tata Kelola Wisata Berbasis IT

Kolaborasi Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta dan Universitas Proklamasi 45 (UP45) Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten mengelar Sarasehan Pengenalan Teknologi tentang Tata Kelola Obyek Wisata Berbasis Informasi Teknologi (TI) pada Rabu (13/8/2025) di Aula Balai Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

Kegiatan yang bertema “Pengembangan Tata Kelola Obyek Wisata Sunan Pandanaran Berbasis Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kawasan Wisata Budaya di Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten” ini dikuti puluhan peserta dari unsur Badan Pengelola Hastana (BPH) Wisata Makam Sunan Pandanaran, Jajaran Pemerintah Desa Paseban, Badan Permusyawaratan Desa Paseban, Pendamping Desa Paseban dan tokoh masyarakat Desa Paseban berlangsung antusias dan interaktif.

Minardi selaku Ketua Tim PkM dalam sambutan acara menyampaikan tentang potensi wisata di Kabupaten Klaten khususnya Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

“Kabupaten Klaten memiliki potensi wisata yang sangat beragam. Salah satunya adalah di Kecamatan Bayat ini khususnya di Desa Paseban Kecamatan Bayat ini. Desa Paseban kaya akan potensi wisata salah satunya adalah wisata religi dan budaya Makam Sunan Pandanaran. Makam Sunan Pandanaran ini sebagai destinasi yang sangat ramai di kunjungi oleh pengunjung lokal maupun dari luar daerah. Seiring perkembangan teknologi, tata kelola layanan wisata juga harus dikembangkan salah satunya dengan menerapkan teknologi informasi yang ada. Kehadiran teknologi informasi ini selain mendekatkan obyek wisata dengan khalayak juga dapat menjadi “jendela” bagi pengunjung untuk melihat layanan wisata yang ada,” jelas Minardi yang juga Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” ini.

Lebih lanjut Minardi menjelaskan bahwa pengembangan tata kelola wisata berbasis teknologi informasi ini menjadi sangat penting dan strategis. Untuk itu, pihak terkait seperti perguruan tinggi juga harus berkontribusi dalam mengembangkan tata kelola potensi wisata ini. Perguruan tinggi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) diperlukan untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada salah satunya peningkatan kualitas layanan desa wisata. Untuk itu pihaknya, dengan dukungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia melakukan kegiatan PkM tentang Pengembangan Tata Kelola Obyek Wisata Sunan Pandanaran Berbasis Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kawasan Wisata Budaya di Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten agar semakin meningkat,” terang Minardi yang juga aktif di Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STPMD “APMD”ini.

Sedangkan Albertus Eko Tri Raharjo selaku Kepala Desa Paseban menyampaikan tentang perkembangan tata kelola wisata berbasis teknologi informasi khususnya di kawasan Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

“Saat ini, layanan wisata berbasis teknologi informasi seperti WEB belum tertata dengan baik. Ada layanan desa dengan mengunakan teknologi informasi seperti WEB namun media tersebut milik pemerintah daerah. Untuk itu, pihaknya menyambut baik dukungan pengelolaan wisata di wilayahnya dengan mengembangkan tata kelola berbasis teknologi informasi Website ini. Hal ini untuk mengantisipasi dan meningkatkan kunjungan wisata seperti Wisata Religi Sunan Pandanaran yang cenderung menurun, “ungkap Eko panggilan akrabnya.

Sementara, Agung Prayogo selaku Pemateri sekaligus anggota Tim PkM dari Program Studi Teknik Informasi Universitas Proklamasi 45 memaparkan terkait tata kelola layanan wisata dengan teknologi informasi berbasis Website.

Dr:
“Desa wisata memiliki potensi ekonomi lokal yang besar, namun seringkali terkendala oleh tata kelola manual yang kurang efisien. Untuk itu, digitalisasi menjadi kunci untuk membuka potensi yang ada. Layanan wisata dapat dikembangkan berbasis IT seperti dengan adanya Website. Website ini sebagai platform tata kelola IT memberikan efisiensi, keamanan, dan fleksibilitas. Implementasinya harus memperhatikan kebutuhan organisasi & kesiapan infrastruktur , “ terang Agung panggilan akrabnya.

Penulis : Ramadhanty P.S.M Mautipiyu dan Arifin Eka Pambu